KARMA-jawaban dari semua pertanyaan

07.52 / Diposting oleh StephanieCitra /


apa tu karma?

gue sbg penganut budhisme percaya bahwa 'KARMA' adalah hukum alam yang ga bisa 'di sogok'....

dan kenapa dia gue jadikan sebagai 'jawaban semua pertanyaan'? Ini sudah melalui perenungan panjang loh...

Pernah bingung ga sama masalah tertentu yang ga tau kudu gimana untuk menyelesaikannya? Ga tau harus memutuskan itu benar atau salah?

Contoh:
1. Masalah cinta sesama jenis alias HOMO ato LESBI, ada sebagian orang yang dilahirkan dengan 'casing' yang salah. Jiwanya perempuan tapi tubuhnya laki-laki, atau sebaliknya... dulu kan gue mikir, bukan salah mereka dunk klo mereka dilahirkan dengan kondisi spt itu, bener ga? Siapa juga yang mau milih/minta dilahirkan jadi homo/ lesbi? Makan dari itu gue sempet bingung kudu komen apa ttg masalah ini. SAMPAI SUATU KETIKA gue baca entah dari buku apa (yang pasti ada hubungannya dengan karma) bahwa orang2 yang lahir dengan kondisi seperti ini (homo/lesbi/trans-sexsual/trans-gender)di yakini mendapatkan karma buruk hasil dari perbuatan mereka di kehidupan lampaunya yaitu suka mempermainkan perasaan lawan jenisnya alias PLAYBOY.

Ha! Ketauan deh... berhubung di kehidupan lampau suka 'menyia-nyiakan' perasaan orang lain atau mo mikir parah-parahnya ma, mungkin mereka juga 'habis manis sepah di buang'... makannya di kehidupan sekarang mereka menanggung akibatnya...
satu pertanyaan terungkap! Jadi?
"Apakah menurut anda, Stephanie Citra, pernikahan sejenis yang sedang populer akhir2 ini sebaiknya di setujui saja atau tetap tidak diizinkan?"
"Melihat perkembangan informasi yang sudah saya peroleh, menurut saya pernikahan sejenis sebaiknya tetap tidak diizinkan, karena pernikahan sejenis tidak mungkin menghasilkan keturunan, dan seandainya pun pasangan sesama jenis mengadopsi anak untuk mereka besarkan... saya tidak terlalu yakin dengan hasil dari pola didik mereka... lagipula, yang paling menakutkan adalah menyebarnya penyakit kelamin yang disebabkan dari hubungan sesama jenis ini..."

Yah, gue bisa ngomong dengan begitu kejam karena tentu saja karena gue tidak mengalami sendiri gimana rasanya 'dipojokkan' sebagai seorang homo/ lesbi. benar? dan sejauh ini juga tidak ada teman-teman di lingkungan gue yang 'terjebak dalam casing yang salah', jadi gue belum tau gimana sulitnya hidup sebagai 'mereka'...
Klo dah bener2 tau dan ber-empati pada situasi sulit ini, mungkin gue cuma bisa bilang:

"Teman, bayarlah dulu hutang-hutangmu, kebahagiaan masih selalu menantikan mu di sebrang jalan. Dia tidak akan kemana-mana... Kalau kamu bisa bertahan dalam cobaan kali ini, tiket menuju kehidupan yang bahagia ada di tanganmu." Amin, sodara-sodara?

2. Gue inget banget, beberapa tahun yang lalu ada organisasi yang membela hak-hak perempuan yang mengusahakan adanya RUU yang mengizinkan aborsi untuk korban-korban perkosaan. Ga tau juga apa akhirnya RUU itu akhirnya ada ato enggak, gue belom tau lagi berita terbarunya... Tapi gimana kita harus menanggapi masalah ini?

gue mungkin bisa menghayati gimana perasaan perempuan yang diperkosa dan hamil. Itu pasti SANGAT berat dan sejenak ABORSI merupakan jawaban yang masuk akal (& jawaban instant atas masalah tersebut)
tapi kan bukan salah si jabang bayi kenapa ia lahir/ muncul di rahim si ibu yang korban perkosaan. Yah, bicara soal karma (lagi) mungkin adalah karma buruk si ibu yang sudah matang sehingga ia harus menjadi korban perkosaan, mungkin juga ini adalah karma buruk si anak - harus lahir dari rahim ibu yang tidak mengharapkan dia.

Tapi setiap kehidupan yang muncul di atas bumi ini sebaiknya dihargai. Bisa dilahirkan sebagai manusia adalah kerja keras. (konon katanya, orang-orang yang pernah berbuat dosa besar akan dilahirkan sebagai binatang dan untuk bisa kembali dilahirkan sebagai manusia harus melalui proses yang sangat panjang, jadi roh ini pasti sangat kecewa kalo kesempatannya lahir sebagai manusia harus pupus ditengah jalan karena diaborsi sama ibunya...)

Jadi?

em, gue masih bisa mentolelir sampai batas: okelah, si ibu korban perkosaan ini berhak untuk menolak membesarkan anak yang kurang beruntung ini. Tapi TOLONG jangan di ABORSI! Biarlah panti asuhan atau organisasi perlindungan anak yang merawat si bayi.
Apakah dalam kehidupan si anak kelak dia harus melalui berbagai kesulitan dan masalah, itu adalah urusan si anak sendiri. karma yang harus dia bayar-hutang-piutang yang harus dia selesaikan. Tapi paling tidak si ibu tidak membuat karma baru dengan menutup kesempatan bagi roh ini untuk membayar karma-karmanya, untuk lahir jadi manusia. Gimana? Setuju?

3. Bukan masalah berat seperti no 1 dan 2 sich, si no 3 ini akan gue isi dengan masalah simpel yang kita hadapi sehari-hari. 'Kita' di sini adalah orang2 yang tidak menghadapi masalah2 luar biasa riweuh seperti gue contohnya. Apakah masalah simpel itu?

ini tentang JODOH

pasti mikirnya udah ttg teman/ pendamping hidup! kata 'jodoh' itu emang terlalu 'disempitkan'... tapi bukan hanya itu yang akan gue bahas...
penjelasan yang cukup mewakili isi otak gue tentang 'jodoh' adalah...
orang2 yang ada di sekitar kita, bertepatan waktu dan tempat dengan keberadaan kita. Siapa sajakah orang2 itu? mami, papi, adik, kakak, om, tante, kakek, nenek, temen sekolah, tetangga, dll, dll, dll, dll... bahkan sampe tukang jual sayur langganan di pasar pun... mereka adalah orang2 yang ber-JODOH dengan kita.

Tapi yang paling berjodoh dengan kita tentu saja mami papi kita! Mereka yang 'mengadakan' kehidupan kita, merawat, membesarkan, mendidik, dll, dll...
Gue termasuk salah satu yang beruntung bahwa gue bukan anak yang 'dibuang' oleh kedua orang tua gue, hubungan gue dengan orang tua juga baik2 saja, dan gue merasa beruntung bisa jadi anak mereka.

Beberapa orang yang gue kenal merasa tidak puas pada orang tua mereka, atau memiliki hubungan yang tidak menyenangkan dengan keluarga mereka sendiri. Yang seperti ini gue pikir mau ga mau harus 'di selesaikan'. 'di selesaikan' di sini artinya bukan memutuskan hubungan keluarga dengan mereka tapi mengusahakan untuk memperbaiki hubungan yang gak enak ini. SUSAH ya sudah jelas, tapi kalau di kehidupan kali ini kita kidak berusaha 'menyelesaikan' masalah yang ada, PERCAYALAH di kehidupan mendatang u akan ketemu mami papi yang sama!

Karena gue yakin banget gue ada di kehidupan gue sekarang untuk membalas budi, membayar hutang, dan menagih hutang pada orang2 yang berjodoh dengan gue di masa2 sebelumnya. Jadi udah mulai tergambar kan devinisi kata 'jodoh' ini tidak selalu 'manis'.

Semua orang pasti pernah ketemu sama orang yang entah kenapa auranya buruk terus ke kita. kalo liat orang itu bawaannya pengen ngelempar sesuatu ke arah dia... ato ada juga orang yang entah kenapa kita selalu peduli sama dia, mengkhawatirkan dia, dll, dll dah... nah ini juga karma loh...

rame kan ngomongin karma...

dan setelah semua yang gue ceritakan di atas, setujukah anda bahwa KARMA adalah jawaban dari semua pertanyaan kita? (Asal jangan tanya :"apa rumus kecepatan?" - klo u jawab KARMA, udah jelas ulangan matematik & fisika u adalah KARMA BURUK)

percaya pada hukum karma membuat gue bisa menerima kondisi apapun yang menimpa gue. Dengan keyakinan bahwa kita lahir untuk membayar karma, segala yang buruk yang hadir di hidup gue bisa gue relakan. Memang ini yang harus gue bayar, memang ini yang harus gue hadapi, memang ini yang harus gue korbankan... bukankan keyakinan seperti ini sangat indah?

Kita lahir bukan untuk 'berperang' melawan KARMA, teman... kita di sini untuk membayar... bayarlah dengan ikhlas. Lepaskanlah karma buruk ini, jalinlah karma yang baik...

Seperti biasa-ngomong doank ma gampang! Teori juga mudah! menjalankannya yang perjuangan. Tapi hidup kan perjuangan!
jadi,

SELAMAT BERJUANG!

NB: Btw, buat yang bukan budhis ato yang ga percaya karma, apa 'jawaban dari semua pertanyaan' versi kalian? dan apa yang memotivasi anda untuk bisa merelakan/melepaskan/menerima kondisi (biasanya si yang buruk) yang menimpa anda?

Label:

0 komentar:

Posting Komentar