Empress Orchid & The Last Empress

12.08 / Diposting oleh StephanieCitra /


Seinget g, kaisar terakhir negri China (sebelom jadi republic) adl Puyi, yang konon katanya berakhir sebagai tukang sapu jalan & dia laki-laki. Jd, g agak bingung juga ni wkt baca judul ‘The Last Empress’. Dan setelah baca TERNYATA tokoh utamanya adalah ‘kaisar terakhir’ (dalam arti tokoh yang masi punya ‘power’ dalam namanya sebagai pemimipin.) Ya, g inget gimana kisah hidup Puyi digambarkan di majalah intisari yang g baca. Dilahirkan untuk tidak dihargai.

Btw, buku ini ga bahas soal Puyi. Nama Puyi cuma di sebut di bab terakhir. Tapi buku ini masi jadi bukti dan saksi bahwa g memang naksir berat segala novel sejarah. G jadi inget, semua film ttg kekaisaran China pasti pernah menggambarkan ‘sembah sujud bagi kaisar’ dan isi salamnya kira-kira: “Semoga yang Mulia Kaisar panjang umur sampai 10.000 tahun!” nah, abis baca buku ini g tiba2 merasa mengerti kenapa ‘panjang umur’ adalah tema wajib untuk semua kaisar China. Haha… agak miris juga, setelah diperhatikan, umur kaisar2 China yang diceritakan di buku ini ga ada yg lebih dari 40 tahun. Bahkan bisa mencapai 30 tahun aja udah luar biasa.

Buku ini memperlihatkan ‘ritme’ yang berulang dari satu kaisar ke kaisar berikutnya. Mengungkapkan masalah2 yang membuat setiap kaisar berumur pendek. Menggambarkan situasi saat laki-laki diberi kemudahan untuk tidak ‘berburu’. (yang ternyata menyebabkan –menurut g sih- kecacatan jiwa).

Ada 2 tokoh gak penting yang menurut g penting untuk diingat. G kagum sama “Belalang” teman kecil sang Maharani & “Willow” istri Yung Lu. (Klo penasaran apa yg membuat g kagum pada mereka berdua, u harus baca sendiri bukunya.)

G juga kagum bisa menemukan berbagai jenis kisah cinta dari ‘cinta tidak harus saling memiliki’, ‘cinta sampai kakek nenek’, ‘cinta yang polos’ (walau ga bertahan lama), ‘cinta ibu untuk anak2nya’, ‘cinta negara’, ‘cinta perdamaian’ dll… (Mengingat g agak alergi sama novel roman, tp klo jenis ‘cinta’ nya ‘masuk akal’ g masi bisa terima. Belagu bgt ya g…)

G beruntung bisa baca novel ginian di masa (seharusnya) liburan g. Seolah g lagi berkunjung ke Cina di akhir 1800 an. Merasa seolah g salah satu selir kaisarnya, seolah g terlibat dalam setiap perangnya, ngerasain kehampaan, dilema, sakit hati, fitnah, putus asa, dan berbagai emosi lain cuma dengan baca buku… bukankah ini liburan & hiburan yang paling menyenangkan? G makin yakin gak ada yang bisa menghentikan hobi g ini…

Ngomong2 ada satu dialog yang BUAT G banget deh…
Di halaman 6 buku ‘The Last Empress’ :

“Belajarlah jadi kayu yang lembut, Anggrek,” Ibu mengajariku saat masih kecil. “Bongkahan yang lembut akan diukir menjadi patung-patung Budha dan dewa dewi. Bongkahan yang keras akan dijadikan papan peti mati.”

Label:

0 komentar:

Posting Komentar